Jumat, 30 November 2012

Tugas Soal Softskill

0 komentar

apa itu pengantar bisnis informatika ?
Bisnis informatika adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang yang memiliki nilai (value) dengan tujuan mendapatkan keuntungan (profit) yang dilakukan dengan bantuan teknologi informasi.

apa itu e-comerce  ?
E-commerce merupakan suatu tindakan untuk melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama (Robert E. Johnson)


e-Commerce  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  jenis  yang  memiliki  karakteristik berbeda-beda yaitu:

1. Business to Business (B2B)
2.  Business to Consumer (B2C)
3. Consumen to consumen(C2C)
4. Comsumen to Business(C2B).


apa itu software house?
Software house adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang software development.


sebutkan layanan yang di berikan oleh konsultan IT ?

1. Desain new system
2. Audit system
3. Problem Seputar Hardware
4. Problem Seputar Software
5. Building Custom Software & System
6. Problem Solve pada existing system
7. Optimizing existing system

Layanan Networking, Produk Networking ini terdiri atas:
- Network Building fiber Optic, Wirelless
- Network Maintenance



Apa itu strategi integrasi informasi ?
merupakan sebuah rencana secara menyeluruh melingkupi pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah kegiatan dengan menintegrasikan atau menyatukan segala sumber daya dan kemampuan dari dua ataupun lebih perusahaan bahkan organisasi (merger) demi meraih keunggulan kompetitif.

Sebutkan Tipe-Tipe Merger ?
Merger horizontal,Merger vertikal,dan Konglomerat

Mengapa Perlu ada strategi integrasi informasi ?
Untuk Menentukan Kebutuhan Informasi dan sistem untuk bisnis dan komponen fungsional nya serta menggambarkan sistem apa saja yang di butuhkan oleh bisnis berdasarkan analisa bisnis lingkungan bisnis dan strategi bisnis

Apa yang di maksud dengan tahap exploitasi lokal ?
Pada tahap ini, kita melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuannya adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya

Apa Kepanjangan dari SIO dalam Sistem Integration Informasi?
Chief Information Officer

newer post

Strategy Of Information Integration (SII)

0 komentar


Pada era globalisasi saat ini banyak perusahaan-perusahaan baik perusahaan pemerintah
maupun swasta yang mengalami masalah tentang sistem informasi yang berbeda. Hal ini
dimungkinkan karena berbagai hal, seperti:
• Terjadinya merger dan akuisisi antar dua atau lebih perusahaan dalam berbagai industri
perbankan, asuransi, manufaktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain
• Restrukturisasi korporasi yang dilakukan dengan mengubah pola relasi antar anak-anak
perusahaan dalam sebuah konsorsium grup usaha;
• Kerjasama berbagai perusahaan pemerintah secara lintas sektoral untuk meningkatkan
kinerja birokrasi;
• Tuntutan berbagai mitra usaha dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas aliansi
dan kolaborasi; dan lain sebagainya.


Berbagai masalah tersebut secara tidak langsung memberikan dampak bagi manajemen
organisasi, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber dayanya masing-masing. Untuk
menstabilkan berbagai masalah tersebut, para praktisi teknik informatika menyusun suatu
metodelogi strategi untuk mengintegrasikan beberapa informasi dari kolaborasi dua atau lebih
perusahaan. Inilah yang disebut sebagai SII (Strategy Of Information Integration). Metodologi ini
menekankan pada evolusi pelaksanaan enam tahap integrasi. Tahap-tahap integrasi tersebut adalah:




Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal
Pada tahap ini, kita melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuannya adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.Output/keluaran dari tahap ini adalah pemahaman akan keunggulan dan keterbatasan sistem informasi yang dimiliki organisasi dalam hal memenuhi visi dan misi organisasi yang bersangkutan maupun dalam kaitannya dengan kebutuhan organisasi mitra lainnya yang diajak bekerjasama.



Tahap II: Melakukan Soft Integration
Setiap kerjasama atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan ketika kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Karena Tahap I yaitu kajian kapabilitas sudah dilakukan, tidak akan ada satu organisasi pun yang berani ”berbohong” bahwa hanya sistem informasinyalah yang dapat menyediakan kebutuhan kerjasama konsorsium.Pada saat kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing organisasi melalui CIO-nya (CIO = Chief Information Officer) – atau personal dengan otoritas tertinggi di bidang sistem informasi – berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Secara tidak langsung, dalam proses ini, cetak biru arsitektur masing-masing sistem informasi dapat mulai saling diperkenalkan dan dipertukarkan. Jika hal ini berhasil dilakukan, maka tahap yang tersulit dalam integrasi, yaitu duduk bersama untuk memikirkan kepentingan yang lebih besar berhasil dilalui. Pada saat inilah sebenarnya hakekat ”integrasi” telah dilakukan. Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masingmasing sistem informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada. Keluaran yang sesungguhnya dalam tahap ini adalah kepercayaan dan kesadaran akan perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi.

Tahap III: Membagi Sumber Daya Organisasi
Ketika skenario pada tahap kedua telah berjalan dengan baik, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi tersebut berhasil dibangun terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi. Sekali lagi para CIO akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja solusi yang dihasilkan dengan adanya ”sharing”. Misalnya menggunakan server dari organisasi A, aplikasi dari organisasi B, database dari organisasi C, jaringan dari organisasi D, dan lain sebagainya. Semua itu terjadi sebagai dampak kehendak untuk mencari solusi yang terbaik, sehingga seluruh CIO merasa tertantang intelejensianya dalam menghasilkan sistem yang dimaksud. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian yang dipandu oleh pemikiran rasional.

Tahap IV: Mendesain Ulang Arsitektur Organisasi
Ketika konsorsium organisasi tersebut harus berurusan dengan pemenuhan kebutuhan pemilik kepentingan eksternal, seperti misalnya pelanggan atau publik, maka proses yang cepat, berkualitas, dan murah adalah yang menjadi dambaan mereka. Hal tersebut tidaklah mungkin terjadi jika secara lintas organisasi tidak dilakukan aktivitas redesain proses. Di sinilah tahap penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat tidak sekedar para CIO, melainkan pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi.Biasanya yang dilakukan adalah para CIO melakukan kajian terlebih dahulu, dan mendesain arsitektur baru yang dipresentasikan kepada para pimpinan dengan sebuah pesan yaitu desain terkait dapat dan mungkin diterapkan oleh beragam organisasi tersebut. Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai (atau value) dari pemegang kepentingan utama dari seluruh organisasi yang berkolaborasi.


Tahap V: Optimalkan Infrastruktur
Rancangan beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada. Proses optimalisasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan organisasi dengan batasan tetap dijaganya kinerja masing-masing sistem informasi untuk melayani organisasi yang ada secara vertikal.Keluaran dari tahap optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horisontal. Dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya relasi antar organisasi yang berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.

Tahap VI: Transformasi Organisasi
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun. Sejumlah hal baru akan tumbuh menggantikan sesuatu yang telah lama dianut, misalnya:
• Transformasi dari organisasi berbasis struktur dan fungsi menjadi organisasi berbasis proses;
• Transformasi dari organisasi berbasis sumber daya fisik menjadi organisasi berbasis pengetahuan;
• Transformasi dari organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan internal
• menjadi organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan eksternal; dan lain-lain. 

Tahapan Setelah Integrasi
Dari tahap-tahap yang telah dibahas, terlihat bahwa proses integrasi merupakan sebuah strategi transisi yang terjadi secara alami, bukan dipaksakan oleh satu atau dua kubu kepentingan tertentu. Dalam prakteknya, rangakaian tahapan tersebut akan berlangsung membentuk siklus hidup yang tidak berkesudahan, sejalan dengan keinginan setiap organisasi untuk selalu memperbaiki kinerjanya dari waktu ke waktu.



Pengertian Dan Pemahaman Tentang MergerMenurut id.wikipedia.org pengertian Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Atau dapat diartikan sebagai penggabungan dua atau lebih perusahaan di bawah satu pemilikan.Merger tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu:
  • Merger horizontal
    adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
  • Merger vertikal
    adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
  • Konglomerat
    ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.
  • Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,
  • Guna meningkatkan pangsa pasar,
  • Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik,
  • Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.
1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse.
  • Absorption, menggunakan informasi teknologi perusahaan yang paling dominan dan menghentikan penggunaan informasi teknologi perusahaan yang lain setelah proses merger;
  • Best of Breed, memilih informasi teknologi yang terbaik dari dua perusahaan merger;
  • Transformation, menggunakan informasi teknologi yang sama sekali baru;
  • Co-existence, masing-masing tetap menggunakan informasi teknologinya dan ter-integrasi dengan menggunakan interfacing.
  • implementasi sistem baru;
  • Best of Breed;
  • Interfacing.
Motivasi MergerMengutip dari Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain:Syarat MergerMengutip dari Hazel J.Johnson (1995) yang menyatakan, bahwa prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:2. Kecukupan modal.3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut. Lain halnya dengan Brigham dan Ehhardt (2005) yang mengatakan bahwa alasan yang paling utama melakukan merger adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan karena adanya sinergi yang timbul dari lima sumber, yaitu : 1) operating economies; 2) financial economies; 3) tax effect; 4) differential efficiency.

Salah satu hal yang penting yang menjadi syarat dari keberhasilan merger adalah integrasi Informasi Teknologi (IIT). Berbicara mengenai hal tersebut tentu saja berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan yang melakukan merger. Jika tidak ada perencanaan yang matang mengenai IIT maka perusahan yang melakukan merger tersebut akan menggagu proses kerja dan perluasan bisnis. Berdampak juga terhadap penghapusan investasi IT untuk memperhitungkan biaya dalam merger tersebut.

Untuk itu perlu strategi dan pendekatan di dalam melakukan integrasi IT. Mengutip penelitian  Jun Zhao (2006) yang diambil dari berbagai sumber, ada empat jenis pendekatan integrasi IT, yaitu :Atau mengutip tulisan Eko Indradjit (2000), integrasi IT untuk merger bank, menyederhanakannnya menjadi tiga pilihan skenario dalam proses merger teknologi informasi antar dua bank atau lebih, yaitu :“Inti dari tulisan diatas mengenai Strategy of Integration Information dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu strategi yang diambil perusahaan dalam menggembangkan perusahan yaitu dengan melakukan merger secara spesifik penggabungan usaha. Dimana dalam melakukan merger sebelumnya harus diperhatikan hal-hal seperti kondisi dari keuangan, kecukupan modal, manajemen didalam organisasi tersebut, bahkan manfaat dari merger. Keberhasilan merger juga tidak luput dari integrasi informasi teknologi. Dalam integrasi informasi teknologi harus direncanakan dengan baik jika tidak akan menggangu proses kerja dan perluasan bisnis dalam merger




Sumber :
http://frisellamariana.wordpress.com/2010/12/03/strategy-of-information-integration-sii/

http://wenythepooh.wordpress.com/2010/11/01/memahami-sii-strategy-of-information-integration/


newer post
newer post older post Home